• Breaking News

    Selasa, 17 Juli 2018

    SEORANG WANITA MUDAH TEWAS KETIMPA POHON MAHONI

    SEORANG WANITA MUDAH TEWAS KETIMPA POHON MAHONI


    SEORANG WANITA MUDAH TEWAS KETIMPA POHON MAHONI


    Nasib nahas yang menimpa Dika Sri Wahyuni, warga Desa Karanganyar, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobongan, Jawa Tengah.

    Ibu muda berusia 23 tahun itu tewas seketika setelah ketimpa pohon mahoni di kawasan hutan, Desa Bangsri, kecamatan Geyer, Grobongan, Selasa (17/7/2018).

    Kasat Reskrim Polres Grobongan, AKP Maryoto, menjelaskan, di lokasi kejadian yakni kawasan hutan tepatnya di petak 218 RPH Drojo, BKPH Madoh Medino Turut, hampir satu bulan ini tengah berlangsung penebangan pohon resmi dari pihak perhutani.

    Dalam kurun waktu itu, sambung dia, warga pun dilarang masuk ke kawasan penebangan hutan tersebut.

    "Nah, pagi ini sekitar pukul 08,00 WIB korban takdisangka nekat untuk memasukin kawasan hutan itu untuk mencari kayu bakar. Pohon mahoni berukuran besar yang sedang ditebang jatuh lalu menimpa pohon mahoni kecil hingga pohon mahoni setinggi 3 meter itu ambruk menindih korban yang nyelonong masuk ke hutan," kata Maryoto.

    Seketika itu juga, lanjut Maryoto, petugas perhutani yang melakukan penebangan pun terkejut karena ternyata ada warga yang terhempas dan tersungkur akibat tertimpa pohon.

    "Korban meninggal dunia di tempat lokjasi kejadian," kata Maryoto.

    Memeroleh informasi dari pihak perhutani, Satreskrim Polres Grobongan langsung meluncur ke lokasi.

    Polisi menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi kejadian. Tim medis juga didatangkan untuk mengindentifikasi jasad korban.

    Hasil pemeriksaan oleh tim Medis Puskesmas Geyer 11 bersama dengan tim inafis poilres Grobongan menyebutkan, korban mengalami luka parah di bagian kepala akibat tertimpa pohon.

    "Tidak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan. Sejumlah saksi sudah diperiksa, ini murni kelalaian korban karena nekat masuk ke kawasan yang dilarang oleh pihak perhutani. korban langsung diamankan oleh pihak keluarga," sambung Maryoto.

    Wakil kepala Administratur KPH Gundih, Kuspriyadi menyayangkan musibah itu bisa terjadi. Padahal, selama penebangan resmi yang dilakukan oleh pihak perhutani, warga dilarang untuk masuk ke kawasan hutan.

    Sebelum penebangan dilaksanakan, sambung dia, pihak perhutani juga sudah mengelar sosialisasi kepada warga bahwa kawasan hutan terus steril dari warga.

    "Kami juga sudah memasang banyak peringatan di sejumlah titik lokasi berupa spanduk dan banner terkait larangan bagi warga supaya tidak mendekatin atau masuk hutan selama penebangan sedang berlangsung. Kami turut berduka cita dan turut melayat. Sekali lagi kami imbau warga jangan melanggar aturan yang sudah disosialisasikan," terang Kuspriyadi. (kontributor Grobongan, Puthut Dwi Putranto Nugroho).

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Pengetahuan

    Gaya Hidup

    Pendidikan