Harga Ayam Anjlok Dikhawatirkan Peternak Gulung Tikar
Ada pembagian ayam dari peternak secara gratis yang serentak dilakukan di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta tentu membuat warga miskin cukup senang. Namun di balik itu, ada kegelisahan yang menghantui para peternak rakyat. Peternak mengaku terus merugi sejak 10 bulan terakhir. Dari penyebabnya ialah karena stok ayam terlalu banyak dibandingkan kebutuhan di pasaran saat ini.
Dari peternak salah satunya asal Colomadu, Karanganyar, Pardjuni mengaku ikhlas membagikan ayam dari kandangnya. Pada saat pembagian ayam itu memang patungan dengan beberapa peternak dari Solo dan sekitarnya. Harga ayam kalau dijual kan harganya sangat jatuh, hanya Rp 9.000 per kg, daripada sakit hati, sekalian kita sedekahkan saja, lebih manfaat, kata Pardjuni di sela pembagian ayam gratis di kantor Kecamatan Jebres, Solo, pada hari Rabu.
Harga daging ayam itu jauh merugi jika dibandingkan dengan biaya produksi, dia memperkirakan mengalami kerugian Rp 4.000 per ekor ayam, padahal peternak biasanya memiliki puluhan hingga ratusan ribu ayam di kandang per bulan. Biasanya saya kan punya 40.000 ekor per bulan, dikalikan saja dengan Rp 4.000, jadi Rp 160 juta kerugiannya per bulan. Dan itu terjadi sejak 10 bulan yang lalu, kata dia. Dia mengaku telah menjual aset-asetnya demi menutup kerugian, selain itu, ada delapan karyawan yang harus dia gaji setiap bulannya.
Saat ini rumah sudah saya jual, ruko saya jual, mobil saya jual, sayapun tahu ini rugi besar, tapi sudah tidak bisa menghindar lagi, kata Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Jawa Tengah itu. Pardjuni dan kawan-kawan sudah melakukan aksi serupa di Pasar Jongke, Solo, pada Maret 2019 saja, mereka juga melakukan aksi lagi di Jakarta.
Mereka pun telah beraudiensi dengan tujuh elemen pemerintah, seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian hingga Bareskrim Polri. Namun menurutnya belum ada tindakan yang serius dari pemerintah. Seharusnya pemerintah melakukan pembatasan terhadap jumlah bibit yang dijual oleh swasta. Selain itu, seharusnya harga acuan Kemendag betul-betul diterapkan, jadi ada intervensi pemerintah agar harganya Rp 18.000 sampai Rp 20.000, ungkapnya.
Dikhawatir gulung tikar menurutnya, di Jateng ada sekitar 12.000 peternak rakyat. Sejumlah peternak sudah mulai menutup usahanya. Kalau dalam satu dua bulan masih seperti ini, kami yakin pasti akan lebih banyak yang gulung tikar, katanya. Banyaknya peternak lain asal Sragen, Suroto, memiliki stok lebih banyak, yaitu sampai 700 ribu ayam per bulan. Dia menaksir kerugiannya mencapai miliaran rupiah per bulan.
Ini sudah habis-habisan, aset-aset sudah kami jual. Sebanyak 200-an karyawan yang masih saya pertahankan karena mereka juga punya keluarga. Sambil berharap kondisi membaik, kata Suroto. Para juragan, peternak rakyat selain menjual langsung ke pengecer, juga memiliki kemitraan dengan perusahaan besar, namun tetap saja hal tersebut tidak bisa menghindarkan dari kerugian.
Yang utama kan kondisi pasarnya, kami tidak bisa mengandalkan kemitraan. Kalau pasarnya sedang jelek, ya tetap saja kita rugi, ujarnya. Dari pihak, Kepala Dinas Perdagangan Surakarta, Heru Sunardi, mengaku tidak bisa berbuat banyak kepada para peternak. Dirinya hanya berjanji akan menyuarakan aspirasi peternak dalam forum di provinsi atau pusat. Kami berterima kasih kepada Pinsar yang memberikan ayamnya secara gratis kepada warga kami, dengan berkurangnya ayam mereka di kandang, harapannya antara supply dan demand bisa segera seimbang, tutupnya.
Pihak dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution tak banyak berkomentar mengenai anjloknya harga ayam. Pada saat dimintai tanggapan, dia melimpahkan ke Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, menurut Darmin, anjloknya harga ayam dikarenakan persoalan teknis, bukan persoalan kebijakan.
Saat ini harga ayam dipasaran saat ini sedang di pertanyakan Menteri Perdagangan saja, itu masalah teknis, bukan kebijakan itu, katanya singkat di Hotel Mulia Jakarta, pada hari Rabu. Saat ini patut diketahui, harga ayam di beberapa wilayah anjlok, di antaranya Semarang dan Solo, atas anjloknya harga ayam, peternak menggelar protes. Di wilayah Kota Semarang, ribuan ekor ayam dibagikan gratis kepada yang membutuhkan, salah satunya di Kantor Dinas Pertanian Kota Semarang yang dilakukan peternak dan mitra ayam broiler. Saat dikantor Dinas Pertanian setidaknya ada 3.000 ekor ayam yang dibagikan secara gratis.
Dari perwakilan mitra penyalur ayam dari PT Mustika Jaya Lestari, Yudi Ahmad Ashadi mengatakan, di para peternak, harga ayam anjlok Rp 7 ribu per kilogram (kg). Di pasar harusnya peternak bisa tetap menjual Rp 20.000, tapi sekarang hanya Rp 7.000, anjlok, kata Yudi di Kantor Dinas Peternakan Kota Semarang, Gayamsari, Semarang, pada hari Selasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar