• Breaking News

    Rabu, 01 Mei 2019

    SEJUMLAH RUMAH RUSAK AKIBAT DITERJANG BANJIR LUAPAN SUNGAI CILIWUNG

    SEJUMLAH RUMAH RUSAK AKIBAT DITERJANG BANJIR LUAPAN SUNGAI CILIWUNG

    SEJUMLAH RUMAH RUSAK AKIBAT DITERJANG BANJIR LUAPAN SUNGAI CILIWUNG

    Sejumlah bangunan rumah rusak akibat diterjang banjir yang datang dari luapan Sungai Ciliwung di dua RW di Kelurahan Balekambang, Kecamatan Kramat Jati pada hari Jumat 26 April 2019.

    Lurah Balekambang Mintarsih mengatakan ada empat rumah warga di RW 01 dan tujuh di RW 05 mengalami kerusakan dihantam oleh banjir dengan ketinggian lebih dari dua meter.

    "Total rumah warga Balekambang yang rusak terdampak banjir kemarin ada 11. Tujuh rumah di RW 05 dan empat rumah di RW 01," kata Mintarsih di Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (1/5/2019).

    Jumlah tersebut merupakan hasil pendataan pihak Kelurahan Balekambang sejak Ciliwung meluap pada hari Jumat hingga Senin 29 April 2019 lalu.

    Mintarsih menuturkan jenis kerusakan rumah yang paling banyak dialami warganya yakni pintu dan jendela, sementara yang terparah atap hanyut.

    "Paling parah yang atapnya hanyut. Untuk di RW 01 itu kerusakannya dinding rusak, dinding roboh, dan keramik amblas. Rumahnya di RT 08 dan RT 01," ujarnya.

    Perihal perbaikan, Mintarsih menyebut Kelurahan Balekambang bakal mengajukan bantuan ke Badan Amil Zakat Infaq dan Shadagoh (Baziz).

    Selain perbaikan rumah warga yang rusak, Mintarsih menyebut yang jadi fokus adalah mencegah warganya terjangkit penyakit.

    "Dari Puskesmas sudah memberikan karbolisasi untuk membunuh kuman. Kalau penyemprotan Karbolisasi belum, rencananya hari jumat," tuturnya.

    Warga Balekambang yang kerusakan rumahnya paling parah yakni kediaman pasangan Husaini (50) dan Irda Yunita (34) karena berjarak hanya sekitar lima meter dari Sungai Ciliwung.

    Tidak hanya karena atap rumahnya hanyut, tembok ruang keluarga dan jendela depan hancur diamuk banjir pada hari Jumat (26/4/2019) dini hari saat mereka sedang berada di pengungsian.

    "Dikasih tahu sama tetangga, katanya atap rumah saya sudah hanyut terbawa air. Tapi saya enggak langsung cek, karena waktu itu air memang sedang tinggi-tingginya. Pas dicek ternyata enggak cuman atap rumah yang rusak," kata Husaini.

    Pun huniannya rusak berat, Irda mengaku tidak terlalu kaget saat mengetahui rumahnya hancur karena dua kejadiannya serupa pernah yang pernah dialami oleh keluarganya.

    Namun dia tetap bersedih karena hancurnya tembok bagian ruang keluarga membuat terpaan angin langsung menyapa anggota keluarganya.

    "Waktu 2013 dan 2018 juga hancur, yang paling parah tahun 2013. Tembok ruang keluarga seluruhnya hancur, kalau yang sekarang hanya sebagian. Ini lubangnya ditutup pakai kasur biar angin enggak masuk semua," ucap Irda.



    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Pengetahuan

    Gaya Hidup

    Pendidikan