• Breaking News

    Senin, 13 Mei 2019

    Pelaku Menceritakan Saat Memutilasi Korbannya Diwarung kopi

    Pelaku Menceritakan Saat Memutilasi Korbannya Diwarung kopi

    Pelaku Menceritakan Saat Memutilasi Korbannya Diwarung kopi

    Kedua pemutilasi mayat dalam koper, AS dan AJ melakukan aksinya bersama-sama. Menurut keduanya pun bahu-membahu saat membunuh korban Budi Hartanto (28), warga Kediri. Misalnya saja, saat memutilasi kepala korban secara bergantian. AS mengaku memotong kepala korban pertama kali, baru dilanjutkan rekannya AJ. Pada bagian pertama saya, dilanjutkan AJ, kata AS saat diinterogasi petugas Subdit III Jatanras Polda Jatim, pada hari Jumat malam.

    Untuk sementara itu seusai memutilasi leher korban, AS dan AJ pun memasukkan mayat korban tanpa busana ke dalam koper. Keduanya melakukan aksi ini bersama-sama dari menikam sampai memutilasi korban. Setelah dimutilasi kedua tersangka memasukkan tubuh korban ke koper, imbuh AS. Tak hanya itu, pelaku juga membuang kepala dan koper berisi jasad korban juga bersama-sama. Untuk koper dibuang di dekat aliran sungai di Blitar, tepatnya di Sungai Karanggondang, Kecamatan Udanawu. Sementara untuk kepala dibuang di Kediri. Keduanya berencana untuk kepalanya dibuang di sungai di Kediri, lanjut AS.

    Hingga kini, kedua pemutilasi mayat dalam koper masih diperiksa di Mapolda Jatim sejak hari Jumat malam. Saat pelaku menuju ruang penyidik, keduanya juga terlihat berjalan pincang. Selain itu, tampak pula perban pada kaki untuk membebat luka bekas tembakan karena waktu ditangkap berusaha kabur. Banyak warga Kediri geger manakala sebuah warung kopi dijadikan lokasi pembunuhan honorer SD Banjar Melati. Warung yang berada di Jalan Surya, Desa Sambi, RT 2 RW 2 Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri, inilah Budi Hartanto (28) tewas di tangan dua pelaku.

    Dari pengamatan wartawan, dilokasi pembunuhan korban mayat dalam koper terbilang kawasan padat penduduk dan ramai. Karena, warung kopi ini berada di jalan alternatif yang menghubungkan Kabupaten Kediri dan Kabupaten Blitar. Sebuah bangunan berukuran 6x10 meter dijadikan warung kopi menjadi lokasi pembunuhan. Pada bagian depan ada sebuah ruangan dengan pintu besi dan di bagian belakang ada kamar tidur dan ruang gudang.

    Bangunan yang dijadikan warung ini disewa pelaku AS untuk 1 tahun lamanya seharga Rp 2 juta. Namun baru dibayar Rp 1 juta. Sipelaku AS pun baru membuka warung kopinya selama 3 hari sebelum peristiwa mutilasi mayat dalam koper. Pengakuan Sudjilah (60), warga sekaligus tetangga pelaku bahwa AS baru saja menempati lokasi tersebut 3 hari sebelum kejadian. Dia berjualan apa saja. Sipelaku AS baru saja mas, tinggal di situ. Tadinya berjualan kopi, lalu jual nasi goreng, mie goreng dan lain-lain, ucap Sudjilah, pada hari Sabtu.

    Meski begitu, sejumlah warga yang ditemui wartawan mengaku tidak mengetahui peristiwa pembunuhan korban mayat dalam koper yang diduga terjadi pada hari Selasa lalu tersebut. Saat dipasang garis polisi, pada hari Jumat suasana warung kopi dan sekitar daerah tersebut justru sepi. Ramainya pagi hari saat orang berangkat kerja atau ke pasar. Warga penasaran dengan lokasi pembunuhan mayat dalam koper tersebut.

    Warungnya jadi sepi mas, tapi ramainya sejak pelakunya ditangkap dan warung dipasang garis polisi, banyak yang mampir sekedar melihat warung, imbuh Sudjilah. Saat hari Rabu, warga Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Blitar digegerkan penemuan mayat dalam koper dibuang di bawah jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Blitar. Sang korban yang diduga menjadi korban mutilasi lantaran dalam koper berwarna hitam tersebut tidak ditemukan kepala korban.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Pengetahuan

    Gaya Hidup

    Pendidikan