• Breaking News

    Selasa, 12 Maret 2019

    KPU Memperjelas Masalah pada 17,5 juta Data Pemilih yang Sama

    KPU Memperjelas Masalah pada 17,5 juta Data Pemilih yang Sama


    Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Viryan Azis mengatakan bahwa data kelahiran tanggal yang sama dari 17,5 juta pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) tidak tidak valid atau data ganda seperti yang dilaporkan oleh tim kampanye Prabowo-Sandiaga.

    Data serupa, Viryan menggarisbawahi, didasarkan pada data di Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Dukcapil), dan itu adalah fenomena normal. Banyak orang, lanjutnya, lupa tanggal lahir mereka ketika ditanyai oleh petugas Dukcapil yang merekam catatan sipil di lapangan, sehingga datanya dicatat sama.

    "Karena itu, data itu tidak valid tetapi nyata," kata Viryan Senin di kantornya, Jakarta.

    Tanggal lahir yang sama dalam daftar pemilih ditulis dalam tiga kelompok; hari pertama bulan ketujuh, hari ke-31 di bulan kedua belas, dan hari pertama bulan pertama. Data itu, lanjutnya, diperoleh dari Dukcapil dan sudah ada sejak pemilihan umum 2014.

    Sebelumnya, tim kampanye Prabowo-Sandiaga melaporkan data mencurigakan dari 17,5 juta pemilih untuk pemilihan 2019. Mereka mengklaim bahwa data tersebut diperoleh setelah pemindaian revisi kedua DPT yang dikeluarkan pada 15 Desember 2018.

    Juru bicara tim kampanye Ahmad Riza Patria mengatakan bahwa timnya menemukan 17.553.708 data yang mencurigakan, terdiri dari 9.817.003 pemilih yang lahir pada tanggal 1 Juli, 5.377.401 pemilih yang lahir pada tanggal 31 Desember, dan 2.359.304 pemilih yang lahir pada tanggal 1 Januari. Padahal, dia mencatat, angka tertinggi dari fenomena data yang sama hanya bisa berjumlah 400.000 hingga 500.000 data.

    Tim juga mencatat total 304.782 pemilih berusia di atas 90 tahun, 20.475 pemilih berusia di bawah 17 tahun, dan dugaan data tidak sah di sejumlah provinsi.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Pengetahuan

    Gaya Hidup

    Pendidikan