Kebohongan Politik Masih Merajalela setelah Pertemuan Jokowi-Prabowo
Polisi Nasional mengatakan kebohongan politik masih masif di masyarakat setelah pertemuan Jokowi dan Prabowo pada 13 Juli.
Juru bicara kepolisian Brig. Jenderal Dedi Prasetyo menyebutkan posting yang berisi isu-isu provokatif masih beredar di Twitter.
"Ada banyak tagar yang menyerukan ketidaksepakatan pada acara yang meredakan ketegangan nasional," kata Dedi di kantornya, Jakarta Selatan, Senin, 15 Juli.
Selain Twitter, polisi juga mendeteksi konten provokatif di YouTube dan Facebook. Tim cyber polisi, lanjutnya, telah menemukan pola naratif yang dirancang untuk setiap video atau foto yang penuh dengan informasi palsu. Narasi intoleransi, polarisasi, gangguan tetap menjadi subjek favorit.
“Kami telah mencatat catatan digital mereka. Kami sudah hafal polanya, ada foto, video ditambah dengan cerita. Ini terus meningkat, ”kata Dedi.
Dia kemudian mengatakan bahwa polisi saat ini sedang menyelidiki penyebar tipuan di ketiga platform media sosial tersebut. Jika konten terbukti melanggar undang-undang tentang informasi dan transaksi elektronik atau UU ITE, polisi akan mengambil tindakan tegas terhadap pemilik akun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar