• Breaking News

    Senin, 24 Juni 2019

    OLAH SAMPAH ORGANIK UNTUK PAKAN TERNAK,MUBA BUDIDAYAKAN LALAT TENTARA HITAM

    OLAH SAMPAH ORGANIK UNTUK PAKAN TERNAK,MUBA BUDIDAYAKAN LALAT TENTARA HITAM



    Untuk mengolah sampah organik menjadi pakan ternak, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan, membudidayakan lalat jenis tentara hitam atau black soldier fly (BSF). Inovasi tersebut dipamerkan pada Pekan Daerah (Peda) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) ke-13 Provinsi Sumsel di Muba, 24-28 Juni 2019.

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Muba, Andi Wijaya Busro mengungkapkan, lalat tentara hitam merupakan salah satu dari 800 jenis lalat di seluruh dunia. Sebagian besar lalat itu mengandung patogen atau bahan yang menimbulkan penyakit, kecuali lalat BSF.

    "Makanya lalat ini kita pilih dibudidayakan untuk mengolah sampah organik," ungkap Andi, Senin (24-6-2019).

    Dia menjelaskan, lalat ini mengelilingi sampah lalu hinggap di tempat kering, gelap dan sempit. Kemudian, lalat bertelur di sekitar sampah sehingga tidak menimbulkan penyakit.

    "Lalat BSF juga tidak memiliki mulut, hanya ada alat pengecap kotoran dari tempat yang basah. Berbeda halnya dengan lalat hijau atau lainnya yang membawa virus," terangnya.

    Dikatakannya, lalat BSF hanya bertahan hidup sembilan hari yang dihabiskan untuk kawin dan bertelur. Setelah proses berkembang biak, lalat jantan akan mati terlebih dahulu dan disusul lalat betina.

    Telur akan menjadi larva lalu manggot atau belatung selama 8-17 hari. Manggot inilah yang dikumpulkan untuk dijadikan pakan ternak dan ikan.

    "Manggot bisa mengonsumsi sampah selama dua minggu. Per hari ada 100 sampai 150 kilogram sampah organik bisa dikonsumsi oleh 10 gram manggot," terangnya.

    Dari total manggot yang dihasilkan, 90 persen digunakan untuk pakan ternak dan sisanya tetap menjadi lalat agar terus berkembang biak. Manggot dikenal mengandung protein tinggi, asam amino dan mineral sehingga sangat cocok untuk ternak, terutama unggas dan ikan.

    "Masyarakat bisa membudidayakannya karena terbilang mudah dan murah, tetapi hasilnya cukup menjanjikan," pungkasnya.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Pengetahuan

    Gaya Hidup

    Pendidikan